Pada zaman masa kini, hiduplah seorang mahasiswa rantau yang belum punya kendaraan pribadi (ehem,hem, langsung nyari simpati niye). Untuk mengurangi biaya transportasi yang melambung tinggi, Ia pun memilih jalan takdirnya sebagai Marbot[1] di sebuah masjid yang letaknya cukup strategis. Namanya Masjid Andalusia, berada di samping kampus STEI TAZKIA dan merupakan salah satu Islamic center di kawasan Sentul City. Mahasiswa itu bernama ilo’ dan itu saya sendiri, meskipun belum punya motor dan pacar_hm hm_, saya masih tetap ganteng dan menawan. (loh, yang ini apa hubungannya?) .
Final Exam akhirnya
udah kelar. Welcome holiday. Kini saatnya nonton anime dan jalan sepuasnya. Di tengah kegembiraan tersebut
teringat sebuah iklan lomba tentang “Apa yang bisa dilakukan dengan uang 50
ribu”. Hm, kayanya lomba ini pas banget nih buat menyegarkan kembali otak yang udah
seminggu menegang dengan Sistem Kebut Semalam.
Ibarat sebuah acara, Liburan juga harus diawali dengan Opening
Ceremony. Dan pada malam hari saya
pun mulai membuat daftar destinasi yang bisa dijangkau dengan uang 50 ribu
sebagai opening ceremony liburan kali ini,. Apa aja yaahh! Let’s Cekidot!!
************
Masjid Az-Zikra
Keesokan harinya, Usai melaksanakan sholat subuh berjamaah di Masjid Andalusia, saya meminjam motor teman kemudian mengajak Toni_adik kelas_ untuk berangkat ke Masjid Az-Zikra yang letaknya di kawasan perumahan bukit Az-zikra. Kok pagi amat? Ya, soalnya tiap subuh, masjid yang satu ini mengadakan majelis zikir bersama Ustadz Arifin Ilham. Lumayanlah buat ngecas rohani, soalnya akhir-akhir ini konsumsinya stand up Comedy mulu’.
Sesampainya di
sana, jamaahnya lebih rame dari biasanya dan terlihat 2 orang cameraman yang
sibuk merekam acara. Ternyata majelis kali ini dirangkaikan dengan salah satu
program TV ANTV. Hal seperti ini memang sering terjadi dan kami pun ikut
nimbrung. Meskipun sedikit telat, kami masih beruntung menyimak dua judul ceramah, salah satu yang menginspirasi
adalah tentang berbakti kepada orang tua. Dan saya baru tahu loh, kalau
ternyata menjenguk orang tua itu lebih utama di banding haji dan umroh. Ustadznya,
juga menjelaskan sebuah hadist bahwa salah satu tanda-tanda kiamat adalah
ketika budak wanita melahirkan tuannya. Hal ini bisa kita lihat di zaman
sekarang, begitu banyak anak yang seenaknya memerintah orang tuanya. Ketika
orang tua kaya, anak cenderung menjadi bos. Namun ketika anak yang kaya,
orangtua menjadi pembantu. Naudzu billah min Zaalik. (Loh kok malah saya
yang ikutan ceramah?).
Usai acara, saya
dan toni berkeliling sekitar masjid sambil menikmati sejuknya udara pagi bukit
az-zikra. Kemegahan masjid az-zikra pun bisa dinikmati dari berbagai macam
sisi. Oh iyya, sedikit info, kalau dulunya nama Masjid ini bukan Az-zikra
melainkan Masjid Muammar Qaddafi. Kalian tahu kan siapa dia?, betul sekali,
Pemimpin Negara Libya yang dikenal dengan kediktatorannya. No matter he is
good man or bad man, yang jelas ia telah mewariskan beberapa masjid, dan
salah satunya adalah masjid tersebut (Muammar Qaddafy) yang pembangunannya
didanai oleh lembaga yang didirikan olehnya juga World Islamic Call Society (WICS). Tak lama
setelah beliau wafat nama Masjid ini pun diganti menjadi Az-zikra, sesuai
dengan nama majelis zikir yang diasuh ustadz Arifin Ilham.
Restaurant
Umi’
Agaknya perut
mulai lapar, kamipun meninggalkan bukit Az-zikra dan menuju sebuah restaurant
yang terletak di dekat bukit Az-zikra. Setelah melewati sebuah tanjakan
tampaklah sebuah Pondok yang agak reyot. motor saya parkir di depannya (Gratis
kok). Trus restaurantnya[2]
mana?. Retaurantnya Ya ini. Don’t judge a book by it’s cover, meskipun
kelihatannya reyot namun nasi Uduk buatan Umi _pemilik resto_ lezat tiada tara.
Harganya pun terjangkau, 1 porsi cuma 4000 udah sama telur mata sapi, kerupuk
dan bumbu kacang. Mahasiswa, pegawai dan penduduk sekitar sering sarapan di
sini. Tak heran jika jam 8 pagi, stock Uduk udah habis.
Saya pun mesan 2
porsi, yang satunya buat Toni. Kombinasi aroma santan, bumbu kacang dan bawang
goreng yang bertabur di atas nasi sungguh menggiurkan, biar lebih lengkap saya
menambahkan tempe mendoan dan sate kikil
(masing masing Gope’). Minumnya udah ada teh tawar anget (Gratis kok). Benar-benar
maknyos.
(Sisa
Saldo : Rp. 40.000)
Kawasan Sentul dan Pom Bensin
Perut kami udah
terisi, selanjutnya perut motor yang perlu diisi. Minjem motor juga harus tau
diri guys. Kamipun menuju pom bensin sambil menikmati sejuknya udara
pagi dan indahnya jalanan yang tertata rapi di Sentul City. Bensin cukup 1
liter aja (Rp. 6500). Setelah itu kami balik ke Rumah atau lebih tepatnya
Masjid Andalusia. Sesampainya di parkiran masjid (Parkir motor Gratis kok), Saya
melihat sebuah motor yang modelnya agak beda dari yang lain. Kombinasi antara
matic dan vespa. Di bodynya terlihat tulisan Fino. (Ciye promosi!).
Diam-diam saya ambil fotonya. (Huh, Gombal)
(Sisa
Saldo : Rp. 33.500)
Masjid Andalusia
Masjid Andalusia
Sebenarnya,
masjid Andalusia juga merupakan salah satu destinasi wisata di sentul City,
terutama di bulan Ramadhan banyak ummat muslim yang mampir maupun nginap untuk I’tikaf[3].
Masjid ini juga tak kalah megahnya, oranamennya mirip dengan motif desain
Masjid Cordova yang ada di Spanyol. Jika dilihat dari dalam, cekungan kubahnya
dihiasi dengan kaligrafi Asmaul Husna[4]
yang memukau. Di belakang masjid tampak sebuah miniatur Ka’bah dan maqam
Nabi Ibrahim yang sengaja didesain untuk keperluan latihan manasik bagi calon
jama’ah haji. Kemegahan itu hampir saya rasakan tiap hari. Adapun Kamar saya
terletak di pojok kiri lantai 3 masjid Andalusia.
Nama Andalusia
sendiri diambil dari nama tempat yang pernah menjadi pusat perdaban Islam
pertama kali di Spanyol bahkan benua Eropa. Saat itu perekonomian, ilmu
pengetahuan dan kesejahteraan sosial sangat berkembang. Masuknya peradaban
Islam di Spanyol memberikan pengaruh terhadap renaisssans di Eropa. Maka Masjid
Andalusia pun ingin melanjutkan visi tersebut sebagai Oase Spiritual,
Intelektual dan Finansial Ummat.
Setelah ganti
baju saya beristirahat sejenak sambil browsing. oh iyya satu lagi, Masjid
Andalusia menyediakan fasilitas wi-fi Gratis. Makanya beberapa mahasiswa banyak
yang betah tinggal buat nge-net (Bukannya ngaji). Pagi ini saya bareng
Obay ingin ke Curug bojong Koneng dan Gunung Pancar buat mandi air hanget,
katanya sih kalau bareng ama dia, biaya masuk Gunung Pancar digratisin. Tapi
ternyata eh tarnyata saya dipehape-in. Obaynya gak jadi. Apa boleh buat
kayaknya harus jalan sendiri nih. Sialnya pas mau berangkat, motor temen mau
dipinjem ama temen yang lain. Mau gimana lagi, saya harus nyari temen yang
motor nya lagi nganggur. Ada 4 orang saya SMS buat minjem, hasilnya negative semua. Coba aja punya
matic Yamaha Fino yang kaya’ diparkiran tadi.
Bioskop Pribadi
Nasib-nasib, dari pada kosong pagi ini, mending saya nonton bioskop aja. bioskop pribadi maksudnya, biar hemat. Akhirnya saya mendownload salah satu anime favorit saya ”Yowamushi Pedal” ditambah lagi satu film ”47 Ronin” hasil cloning dari flashdisk temen, trus putar di laptop. Di akhir film ternyata motor teman udah datang, hanya saja udah tengah hari, sudah gak mood buat keluar. Tapi bukan berarti hari ini gak bisa dinikmati. Selepas Sholat Ashar, Saya bertemu Amou_Teman sekelas_. kelihatannya wajahnya udah plong, katanya sih baru selesai ngumpulin tugas akhir. Akhirnya dia saya ajak keliling Sentul buat refreshing.
Eco Art Park
dan Pasar Ah-Poong
Kami pun
berjalan menikmati suasana Eco Art Park dan Pasar Ahpoong yang letaknya tak
jauh dari Masjid Andalusia. Floating market yang baru dibangun 2 tahun
yang lalu ini sering kali didatangi banyak pengunjung dari dalam maupun luar
kota. Beberapa tempat dibangun agak tinggi dari permukaan kali, di situlah
tersedia beraneka ragam kuliner. Dari atas sungai pengunjung bisa menikmati
suasana derasnya aliran sungai ditambah alunan musik yang diputar oleh pihak
Ah-poong. Ada 3 jembatan besar yang menyebrangkan para pengunjung, salah satunya adalah
jembatan gantung yang memberikan sensasi tersendiri ketika disebrangi. Adapun
Eco Art Park terletak berdampingan dengan pasar Ah-Poong, tempatnya tak kalah asik, taman-tamannya tertata rapi dan
dilengkapi dengan berbagai pemainan untuk anak kecil serta patung-patung yang
cukup unik.Salah satunya Patung Samurai dan Robot Samurai yang mirip Auto Bort
di Film Transformer. Selain itu ada juga jembatan layang yang menyebrangkan pejalan
kaki dari atas jalanan sambil melewati hutan cemara menuju mall Bellanova.
Nikmatnya
suasana tersebut kami nikmati tanpa rupiah sedikit pun. Masuknya memang
Gratiis, Hanya saja kulinernya yang bayar. Dan harga untuk tiap kulinernya gak
pas buat kantong mahasiswa seperti saya. Tapi itu semua bisa diakali. Datang ke
sini enaknya bawa snack buat nge-meal. Dan kebetulan saat itu saya membawa
baberapa Kue Mochi yang dibawaiin temen dari Sukabumi. Hm, sekali lagi
maknyoss.
Soto Lamongan
Pak Kumis
Puas di Eco Art
Park dan Pasar Ah-poong, kamipun kembali ke parkiran masjid Andalusia untuk
mengambil motor. dan selanjutnya kami ke Babakan Madang. di sana ada Rumah
Makan Pak Kumis yang sudah menjadi langganan kami. Hm Makan lagi nih. Kami
memesan 2 porsi soto lamongan (Rp. 16.000)
ditambah sepiring nasi (Rp.2000) dan sebungkus kripik melinjo (Rp.2000). Sambil
menunggu pesanan saya membeli Bakwan dan Cireng (Rp. 5000) buat Snack di tempat
selanjutnya. Beberapa menit kemudian hidangan telah tersedia di atas meja,
aroma uap kaldunya sungguh menggiurkan ditambah tetesan jeruk dan taburan
klripik melinjo menggoda selera. Ittadakkimass, Sato lamongan akhirnya kami
santap dengan sangat lahap.
(Sisa Saldo : Rp. 8.500)
(Sisa Saldo : Rp. 8.500)
Danau Sentul
Nirwana
Selanjutnya kami
menuju danau Sentul Nirwana, biasanya danau ini ramai oleh para manusia jogging
di saat weekend. Namun sore-sore seperti ini kadang sepi. Justru menjadi tempat
yang sangat cocok buat merenung, mengkhayal, membaca, denger music ataupun buat puisi. Owhh, sungguh melankolis.
(Kayak ngerti aja meankolis itu apa?). Sesampainya di sana, motor kami simpan
di parkiran karyawan office. (Gratis kok). Sambil menikmati bakwan dan
cireng, kami membicarakan banyak hal dan meresapi ketenangan di sekitar danau.
Setelah itu kami
kembali menjelajahi kawasan sentul City. Suasana sore hari cukup menyenangkan
apa lagi jalanan di Sentul hampir selalu bebas dari kemacetan. Kawasannya pun
begitu hijau dengan tanaman yang tertata rapi. Belalang tempur milik Alau kini
melaju menuju bukit Sentul. Mendaki bukit lewat dilembah sungi mengalir indah
ke samudra bersama teman bertualang. (oupss, emang ninja Hatori).
Bukit Sentul
City
Di bukit sentul
kami bisa melihat pemandangan di berbagai penjuru kota sentul. Semuanya tampak
kecil. Allahu Akbar, Allah benar-benar Maha Besar. Angin senja berhembus.
Tampak Si Amou sesekali berteriak seolah-olah menitipkan pesannya pada angin. (Cih,
ni bocah sejak kapan jadi Kahlil Gibran?), Senjapun berakhir ditandai
dengan Azan magrib. Sejenak kami meenyaksikan transisi pergantian waktu tersebut.
Dan kami akhirnya pulang kembali untuk mlaksanakan Sholat Maghrib.Oh Iyya, hampir lupa masih ada Rp. 8.500 Rupiah nih. Hm, mending dibeliin kopi ama Snack buat begadang nulis Cerita ini.
ni dia album eksplorasinya, Cekidot!
Semua foto-foto adalah dokumentasi Pribadi kecuali Foto Kubah yang disedot dari sini |
[1]
Sebutan buat penjaga Masjid
[2]
Secara Etimologi Restaurant berarti Rumah Makan. Jadi apapun dan
begaimanapun bentuk rumah itu, selama fungsinya untuk makan , maka termasuk
definisi dari restaurant. Hehe Maksa.
[3]
Berdiam diri di Masjid dengan niat karena Allah.
[4] 99
Nama-nama yang disandang oleh Allah SWT
http://www.youtube.com/watch?v=XdI1CHTM4Mw