Monday 12 October 2015

Filantropi Islam dan Misinya, Tulus atau Modus?


Homo homini Lopus. Manusia adalah serigala bagi manusia lain. Seperti itulah Plautus menggambarkan manusia dalam karyanya Asanaria. Makhluk yang hidup untuk saling cakar mencakar dan saling memangsa satu sama lain. Demi kepentingan pribadi maupun kelompoknya, terkadang manusia rela mengorbankan manusia lainnya. Mereka berbahaya dan tak bisa dipercaya. Bahkan dibalik keluguan dan kebaikan yang dilakukan, tak jarang ada modus dan kepentingan dibaliknya, yang suatu saat menggigit dari belakang. 

Selicik picik kejam itukah manusia? Fenomena perang, penindasan dan keseweng-wenangan mungkin menjadi bukti akan hal itu. Namun, dibandingkan jutaan keburukan tersebut, sungguh tak adil jika kita menafikan milyaran kebaikan yang telah diperbuat manusia. Dengan kata lain, keserigalaan ini hanyalah sebuah penyakit yang masih bisa disembuhkan. Dan obatnya adalah Cinta (Philos). Mungkin terdengar lebay. Tapi hanya dengan Cinta lah, manusia (Antropos) akan saling memanusiakan.

****************

Filantropi dan Penderitaan Ekonomi

  Filantropi merupakan istilah yang tak asing lagi saat ini. Istilah ini berasal dari Bahasa Yunani yaitu “philos” dan “anthropos”. philos yang berarti cinta, dan anthropos yang berarti manusia. Dan jika digabungkan, maka artinya adalah cinta kepada sesama manusia. Tentunya cinta kepada sesama manusia bisa dijewantahkan dalam berbagai macam upaya. Namun Filantropi kerap kali diidentikkan dengan kedermawanan sosial.