Di barat waktu adalah uang yang jika tak diambil akan
mendatangkan penyesalan.
Di timur waktu adalah pedang. Menebas pemilik yang tak menggunakanya dengan baik.
Di Indonesia waktu adalah Karet. Fleksibel, unpredictable, gampang diatur. Iya gak?
Hasan
albanna mengatakan waktu itu adalah kehidupan. Betul juga soalnya orang
mati berarti udah kehabisan waktu dan telah mencapai garis finish umurnya.
Waktu itu jauh
Imam
Al-ghazali pernah memberikan teka-teki kepada muridnya
, “apa yang paling jauh dari kita di dunia ini?”. Para murid memiliki jawaban yang beraneka ragam.
, “apa yang paling jauh dari kita di dunia ini?”. Para murid memiliki jawaban yang beraneka ragam.
Murid 1: " Negeri Cina "
Murid 2: "Bulan"
Murid 3: "Matahari"
Murid 4:
"Bintang-bintang"
Iman Ghazali: "Semua jawaban
itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun
kendaraan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu.
Dan tahukah kita berapa jarak bulan, matahari dan bintang
dari bumi
Bulan
Matahari
Bintang
(terdekat setelah matahari)
·
Alpha Centauri
·
Bintang Barnard
·
Wolf 359
·
Lalande 21185
Bintang
terjauh
|
450.000 km (1,5 detik
cahaya)
149.juta km (8 menit
cahaya)
4,2
tahun cahaya.
6
juta tahun cahaya
7,8
tahun cahaya
8,3
tahun cahaya
13,07
milyar tahun cahaya
|
NB :
·
Kecepatan cahaya =
300.000 km/s
·
Jarak 1 tahun cahaya = 300.000 km/s x 60 (detik) x 60(menit) x 24(jam) x 360
(hari) = 9.331.200.000.000 km
·
Jadi, 1 tahun cahaya = 9,331 triliun km
Jika
bulan dan bintang-bintang sejauh itu. Bagaimana dengan masa lalu yang lebih
jauh lagi menurut Imam Al-gazhali?.
Selanjutnya, Beberapa abad setelah
al-Ghazali muncul seorang ilmuwan
juga muncul dan terkenal dengan simbolnya E= mc2.(*einstein).
Tepat sekali. Jika al-Ghazali mengatakan waktu tidak akan bisa kembali. Lain
halnya dengan Einstein yang mempunyai alternatif lain. Ia berteori seandainya
ada kendaraan ataupun manusia yang mampu melaju dengan kecepatan cahaya(300
ribu km/detik), maka ruang bisa diperpendek, dan waktu bisa diperlambat.
Artinya kita bisa kembali ke masa lalu. Sementara kecapatn cahaya yang saat ini
kita ketahui adalah 300 ribu km/detik. Benar-benar cepat dari apa yang kita
bayangkan. keliling bumipun (yang jaraknya sekitar 40.000 km) tak akan sampai
sedetik dengan menggunakan kecepatan tersebut.
Sayangnya, sampai sekarang belum
satupun di temukan kendaraan seperti itu.
Space shuttle aja baru mencapai 20 ribu mil/jam. Sangat jauh jika
dibandingkan dengan kecepatan cahaya.
Well, bisa atau tidaknya manusia
ke masa lalu, itu tergantung persepsi dan keyakinan anda. Intinya dari ke 2
pendapat orang besar tersebut, kita sepakat bahwa betapa sangat dan sangat
jauhnya waktu yang telah berlalu
meskipun 1 detik. Sampai-sampai Einstein membutuhkan kecepatan cahaya untuk
mengejar 1 detik yang baru saja pergi.
Sebenarnya tanpa teori sekalipun
kita semua sudah tahu betapa jauhnya masa lalu. Namun terkadang kita menggapnya
begitu remeh. Olehnya itu kolaborasi antara teka teki al-ghazali dan teori
Einstein yang tadi, hanya sekedar
menggambarkan betapa besar dan berharganya hal yang sering-kita sia-siakan dan
lewatkan begitu saja.
Waktu itu singkat
Seorang guru besar pernah bertanya. “Mengapa ketika turnamen sepak bola berlangsung,
para pemain ga ada yang menelepon, nonton tivi, kirim sms, apa lagi
facebookan?”.(*pertanyaan apaan tuh?). pertanyaannya memang aneh tapi
lihat dulu jawabannya. karena waktu yang digunakan hanya 90 menit (*jawabannya
juga aneh). bayangkan jika waktu yang disediakan 90.000 menit, kira-kira
apa saja yang akan dilakukan ke 11 pemain tersebut. tentu mereka sempat makan,
tidur, nonton, Ye’eM-an.
Ini tentang kesadaran akan singkatnya waktu yang dimiliki. Itulah alasan mengapa pemain
bola langsung berlari ketika peluit pertama dibunyikan. Apalagi ketika
masa-masa injury times. Mereka akan mengerahkan seluruh energinya untuk membuka
setiap peluang menciptakan goal.
Sama halnya dengan hidup kita. Ketika
peluit kehidupan telah berbunyi manusia mengawalinya dengan perjuangan bertahan
hidup, belajar, berkembang, dan
bertindak. Sayangnya manusia terkadang lupa bahwa hidup ini seperti lapangan
sepak bola. Dimana kita harus selalu siap dan bersegera dalam memanfaatkan
momentum untuk mencetak goal kehidupan.
Kita terlalu menganngap remeh
waktu yang berlalu. Hidup ini terlalu murah jika hanya untuk melakukan hal yang
biasa-biasa saja. Jangan biarkan sisa umur kita berakhir tanpa mencetak goal
sedikitpun. Umur panjang namun prestasi kurang. Hidup berabad namun tiada
manfaat. Jarum jam selalu berdetak, bagamana mungkin kita diam tak bergerak. Sed
fugit interea, fugit inreparabile tempus.
Jika ingin tahu
makna……….
|
Maka tanyakan kepada………………………….
|
Satu tahun
Satu bulan
Satu minggu
Satu jam
Satu menit
Satu detik
Satu milli detik
|
Siswa yang tidak
naik kelas
Ibu yang melahirkan
bayi prematur/ puasa ramadhan
Editor majalah
mingguan
Seseorang yang telah
lama menunggu kekasihnya
Orang yang
ketinggalan kereta
Orang yang hhampir
saja kecelakaan
Peraih medali perak
olimpade marathon
|
Jika waktu
terus berjalan, maka seharusnya kita berlari !!!.