Sunday, 23 June 2019

Bookspirasi : Tiba Sebelum Berangkat, Luka Liku Si Gender ke Lima



Saya telah salah pilih bacaan saat bulan Ramadhan. Ada beberapa adegan yang mudah mudahan tidak membuat puasa jadi makruh. Gambaran awal cerita cukup filmis dan menegangkan. Novel ini sama sekali tidak se-kawaii covernya.

Tokoh utamanya adalah Mapata (juga dipanggil Laela), seorang tawanan yang disekap oleh sebuah organisasi gelap penjual organ tubuh manusia, telah menerima berbagai macam siksaan selama proses interogasi, dari penisnya yang ditindih dengan kaki kursi, jemarinya yang dipatahkan satu per satu hingga lidahnya yang dipotong dengan bilah bambu. Awalnya semua itu tak membuatnya gentar.

Kau tidak akan mampu membunuhku selain dengan membuatku berhenti bernyawa, dan itu ..... itu bahkan tidak mampu menghentikanku tertawa, malah seperti dipijit.

Namun beda cerita ketika orang terdekatnya ikut terlibat. Akhirnya ia menyerah dan mulai bercerita melalui tulisan kepada Ali Baba, ketua dari Organisasi tersebut. Catatan demi catatan yang Pata tulis mulai mengungkapkan semua peristiwa kelam yang beririsan dengan masa lalu Pata sebagai seorang Bissu.

Thursday, 23 May 2019

Sepenggal Memori : Selamat jalan Gurunda


Subuh ini saya melihat lini masa dipenuhi berita duka atas berpulangnya salah satu Ulama terbaik negeri ini ke rahmatullah.

Beliau banyak dikagumi dan dibicarakan oleh kawan kawan saya semasa kuliah dulu, terutama kawan kawan yang tinggal di sekitar pemukiman az-zikra. Saya juga pernah sekali berbicara langsung dengan beliau, sayangnya itu adalah pengalaman yang kurang mengenakkan buat saya.

***
Waktu itu saya diberi misi oleh seorang Imam Andalusia untuk mengantarkan surat undangan khatib jum'at ke Beliau.  Katanya ”harus berhasil”. Wassem, mendengar itu saya pesimis duluan, wong siapa saya. "Justru seharusnya sesama Imam yang mengundang Imam", batinku. Namun karena sudah diberi amanah apa boleh buat, setidaknya surat itu harus sampai ke tangan Beliau.

Saturday, 9 February 2019

Bookspirasi : Cewek baik masuk surga, cewek bandel “Gentayangan”


         Gentayangan adalah buku pertama dengan format "Choose Your Own Adventure" yang saya baca. Mungkin penggemar serial petualangan karya Edward Packard di era 90-an tidak asing lagi dengan bacaan seperti ini, di mana kita disuguhkan berbagai macam pilihan pada cerita dan setiap pilihan akan menentukan arah perjalanan cerita yang berbeda beda. Judul Novel ini agak mirip dengan acara TV “Uka-uka” waktu zaman saya SD dulu, namun buku ini tak sehorror judulnya. Saya sendiri juga agak bingung ini mau diklasifikasikan ke genre apa, apakah petualangan, detektif, misteri atau apa. Ahhhh bodo amat, kita nikmati saja dulu (Dasar manusia hobinya mengotak-otakkan).

Tokoh utama pada novel ini adalah "Kau", seorang perempuan kosmopolitan yang menjalin hubungan asmara dengan Iblis, kekasih romantis yang cintanya selalu datang bersama kekejian. Pada suatu ketika ia memberi hadiah sebuah sepatu yang membawamu _ tokoh cerita _ ke berbagai tempat di penjuru dunia, mencicipi pengalaman unik, absurd dan tak kau bayangkan sebelumnya.

Kuperingatkan dirimu, sepatu ini adalah sepatu terkutuk. Kau terkutuk untuk bertualang, atau lebih tepatnya gentayangan. Bernaung, tapi tak berumah. Di tempat kau berasal, hantu gentayangan cuma bisa beristirahat dengan tenang setelah dukun merapal mantra atau kiai berkomat kamit membaca Al-fatihah. Biarlah kutegaskan bahwa di sini tak ada dukun atau kiai yang terlibat, sebab ini permainanku, dan aku juga terkutuk.
Tapi mungkin ini sesuai dengan keinginanmu. Tiket sekali jalan. Dalam perjalananmu, kau akan mendengar banyak cerita, dan kau akan memungut hadiah. Satu hadiah untuk satu cerita, begitu kira-kira. Kau boleh memilih hadiah, juga jalan cerita sesuai keinginanmu. (Iblis Kekasih, hlm. 7-8)