Saya telah salah pilih bacaan saat
bulan Ramadhan. Ada beberapa adegan yang mudah mudahan tidak membuat puasa jadi
makruh. Gambaran awal cerita cukup filmis dan menegangkan. Novel ini
sama sekali tidak se-kawaii covernya.
Tokoh utamanya adalah Mapata (juga dipanggil
Laela), seorang tawanan yang disekap oleh sebuah organisasi gelap penjual organ
tubuh manusia, telah menerima berbagai macam siksaan selama proses interogasi,
dari penisnya yang ditindih dengan kaki kursi, jemarinya yang dipatahkan satu
per satu hingga lidahnya yang dipotong dengan bilah bambu. Awalnya semua itu
tak membuatnya gentar.
Kau tidak akan mampu
membunuhku selain dengan membuatku berhenti bernyawa, dan itu ..... itu bahkan tidak
mampu menghentikanku tertawa, malah seperti dipijit.
Namun beda
cerita ketika orang terdekatnya ikut terlibat. Akhirnya ia menyerah dan mulai
bercerita melalui tulisan kepada Ali Baba, ketua dari Organisasi tersebut. Catatan demi catatan yang Pata tulis mulai
mengungkapkan semua peristiwa kelam yang beririsan dengan masa lalu Pata sebagai seorang Bissu.