Friday 29 August 2014

Klara and Pirates of the Kelagian


Prologue


Angin berhembus, membisikkan rayuannya kepada para dedaunan pohon karet. Beberapa daun tampak malu-malu dan hanya membalasnya dengan lambaian. Tapi Sebagiannya lagi benar- benar terlena dengan rayuan si angin. Mereka Rapuh dan terlepas dari dahannya, menari nari mengikuti aliran hembusan rayuan hingga jatuh perlahan lahan dan terbaring di sebuah pekarangan rumah. (Cih, sok puitis. Sejak Kapan ni bocah jadi pujangga?). Di tengah drama alam tersebut, seorang anak muda mulai mengemasi barang-barangnya, ini adalah malam terakhirnya, setelah menjalani proram magang selama 2 bulan, di hutan karet. Satu persatu pakaiannya dimasukkan ke dalam Carier. Dan tiba-tiba handphonenya bergetar. Sebuah pesan misterius masuk.
“Ilham, kamu suka berpetualang?”
Mata si anak muda mulai berbinar seakan baru saja melihat harta karun. Aliran deras adrenalin menjalari tubuhnya dan berujung pada sebuah senyuman. Yeah, it will be the next adventure. Sms selanjutnya lebih detail, ia diajak untuk bertemu Klara. Klara? Siapa dia? Menurut sebagian orang yang mengenalnya dia adalah makhluk yang cantik, indah dan menawan. 


*******************

Kenalin, pada episode kali ini, nama gue Ilham Sparrow. (apa? Orang bugis bilang Gue?). Sms yang ku terima pada malam itu berasal dari Pak Daniel, Seorang asisten manager di perusahaan karet tempatku magang. Ia mengajak ku jalan-jalan ke pantai Klara yang terletak di sebelah barat daya Provinsi Lampung atau lebih tepatnya berada di Ketapang, Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pasawaran. Yaa! Kedengarannya memang mirip dengan nama perempuan Eropa, ternyata bukan. Klara _bukan Clara_ adalah singkatan dari Klapa Rapat. Mungkin karena pantai ini ditumbuhi jejeran pohon kelapa kali yah?.

Klara I’m coming

 

Dengan menunggangi kuda besi milik pak Daniel kami berangkat dari Tulang Bawang menuju Pantai Klara. Benar-benar perjalanan yang melelahkan. Pantat dan pundak sampai pegel gara-gara bawaan tas carrier yang terlau berat. Perjalanan terasa tinggal beberapa kilometer lagi ketika pemandangan laut mulai terlihat. Sekali kami singgah untuk mengambil foto di beberapa tempat.

Sesampainya di Pantai Klara, kami langsung berjalan-jalan melewati jejeran pohon kelapa dan jejeran pondok-pondok yang ditongkrongi berbagai pengunjung. Pemandangannya benar-benar indah, kombinasi biru laut dan langit, putih pasir dan awan, serta hijau coklat pohon kelapa benar-benar memanjakan mata. Pokoknya gak kalah ama Hawaii deh!. Suasana pantai tampak ramai berhubung sedang weekend. Tampak anak-anak asyik bermain air. Beberapa anak muda sedang memainkan perahu kano, sebagian lagi seru-seruan menunggangi Banana Boat, dan ada juga yang sedang sibuk bernarsis ria  mengabadikan dirinya pada gambar, yah salah satunya aku sendiri. Hehehe.

 



Voyage to Kelagian Island


Hari semakin panas dan Pengunjungpun semakin padat. Kami mengurungkan niat untuk mandi dan berencana menyebrang ke sebuah pulau yang terlihat dari bibir pantai. Pulau tersebut bernama Pulau Kelagian. Kalau dipikir-pikir asal katanya yaitu “lagi” dengan mendapat imbuhan ke-an. Mungkin maknanya sama dengan ketagihan artinya orang akan ingin lagi dan lagi. But it’s just my assumption.
Dengan menyewa sebuah kapal kecil, kami berangkat ke pulau tersebut. Pemandangan pantai dari tengah laut ternyata lebih keren lagi. Sensasi angin laut yang menerpa wajah serta guncangan kecil di kapal semakin membuat seru. Kayak bajak laut gitu deh. Hm, Jadi inget film Pirates of the Caribbean. Yeah, I ‘m Captain Ilham Sparrow. (cupu banget! Kapal Black Pearlnya unyu’ gitu). Hehe. Dan lagi-lagi kami tak lupa untuk mengabadikannya.
Kapal pun berlabuh di pinggir pantai Pulau Kelagian. Suugoiii, pantai Kelagian ternyata lebih keren lagi. Airnya lebih jernih, suasanya lebih sunyi dibanding Klara. Dan kerennya lagi beberapa sisi pantai mirip dengan Hamstead Beach yang ada di Negara Dominika dan juga pantai Petit Tabac tempat syutingnya Pirates of Caribbean, tepatnya pas adegan dibuangnya Kapten Jack Sparrow dan Elizabet pada sebuah pulau. 
 




Explore Kelagian Beach

 

Kamipun menyusuri pinggiran pantai. Ribuan kerang dan batu koral cantik terhampar di atasnya, beberapa lagi masih dipermainkan oleh ombak dengan tarian pasang surutnya. Cling, bohlam inspirasi kami menyala dan kami mulai mengumpulkan kerang cantik. Aku ingin menjadikannya gantungan kunci sedangkan Pak daniel berniat membuat asbak dengan menggunakan kerang yang berbentuk cekung. Ternyata bukan kami saja, seorang lelaki tua lewat di depan kami sambil asyik mencari kerang. Di tangannya sudah ada beberapa kerang cantik yang lebih besar dari punya kami. Waw, niat bener orang ini.
Kerang telah terkumpul dan kami juga sudah agak lelah. Tenggorokan terasa kering. Di saat seperti ini minum Liang Teh Cap Panda adalah pilihan yang tepat. Tapi sayang seribu sayang, diantara kami tak ada yang membawanya. Huffth. Galau mode On. 
 Rasa lelah disertai terpaan angin meninabobokan mataku. Akupun terbaring diatas pasir putih, dibawah teduhan sebuah pohon yang tumbuh dipinggir pantai. Benar-benar tidur siang yang menyenangkan. Setelah beberapa menit tertidur, aku kembali berjalan ke tepi pantai selanjutnya. Beberapa sisi pulau ternyata ditumbuhi bakau.
Di saat matahari tidak terik lagi, kami akhirnya turun ke laut. Hehehe Mandi pagi di sore hari. Seorang anak sedang asyik berenang di dekat kami, pak Daniel ikut berenang. Sedangkan aku hanya berendam. (heh, bilang aja gak bisa berenang). Di saat berendam di laut, tiba-tiba aku kebelet pipis. apa boleh buat? pipisnya di dalam air aja. (ih jorok). Lagian gak ngaruh kok. Bahkan se-drum air kencing tak akan berpengaruh terhadap samudra yang super luas. Sama halnya dengan hati. Permasalahan yang besar tak akan berpengaruh jika hati lapang seluas samudra. Sebaliknya, setetes air kencing akan mengotori segelas air. Dan begitu pula dihadapan hati yang sempit, permasalahan sepele akan menjadi hal rumit. (Super sekali!). 

Setelah puas mandi, kamipun membersihkan badan biar air asinnya gak lengket. Baju yang sudah basah tetap kami pakai. Lama kelamaan juga bakal kering. Lama  berendam bikin tenggrokan tambah kering. Tambah nyesel nih gak bawa Liang Teh Cap Panda, soalnya kamipun tak menemukannya di warung pinggiran Pulau.
My Black Pearl akhirnya datang juga. kami pun bergegas naik. Kali ini, terpaan angin kurang terasa, mungkin karena kapalnya searah dengan tiupan angin. Hm, Begitu banyak pengalaman hari ini. It’s Really exhausted but I was gratified. So’ What's the next adventure?. Dan selanjutnya, gak boleh lupa bawa Liang Teh Cap Panda 




  SELAMAT HARI MARITIM
21 AGUSTUS 2014 



Notes : Gambar yang berbingkai putih merupakan dokumentasi pribadi adapun yang berbingkai kuning merupakan gambar yang diunduh dari bLog tetangga, yaitu

  • http://everydaytalks.com/best-beaches-from-movies/
  • http://barbarashdwallpapers.com/trees-and-stones-on-sand-beach/
  • http://blognyamukti.wordpress.com/tag/pantai-klara/
  • http://www.charterworld.com/?sub=dominica-yacht-charter
  • http://sbhawaii.com/common/sand.htm
  • http://memyselfandthejourney.blogspot.com/2011/08/teluk-kiluan-lampung-june-2011.html
Comments
0 Comments