Sunday 3 April 2016

Bookspirasi : Heksalogi "Supernova", Faynelih!!




 [26/2/16 - 10.00 AM]. Lagi lagi saya digelisahkan detik detik penantian untuk sebuah buku. Fokus untuk kerja buyar sudah. Tak henti hentinya saya memantau timeline di twitter. Beberapa akun sudah memposting-pamerkan kiriman paket novelnya, menyambut kelahiran si bungsu dari serial supernova “Inteligensi Embun Pagi”.

Pertemuan dengan Supernova

Mungkin ini pertama kalinya Samudra Inspirasi post tentang supernova, maka tak lengkap puas rasanya jika saya tidak bercuap cuap tentang asal mula mengenal Supernova.

Perkenalan saya dengan serial supernova di mulai dari petir yang lahir pada tahun 2004. Saat saya masih bocah SMP, saya mengenal Petir hanya dari sinopsis yang terpampang di sebuah Koran Asrama (Saat itu sedang mondok, kebetulan kami kurang lebih 60 orang penghuni asrama patungan untuk langganan koran tiap hari nya). Membaca sinopsisnya saya agak tertarik dan penasaran, Covernya pun Unik. Sayangnya saya sadar, kalau penasaran itu tak boleh saya pelihara, karena tak ubahnya saya dengan si pungguk yang merindukan bulan. Percuma merindukannya. Akses ke toko buku saat itu sangat sulit. Gramedia hanya ada di ibukota Makassar. Pemesanan online kayak sekarang pun masih asing di daerah saya saat itu.


       Namun ketika SMA, kemungkinan itu kembali muncul saat tanpa sengaja saya mencloning folder e-book milik teman (Saat itu laptop sudah ramai di tangan pelajar). Dari deretan file, saya menemukan “ Petir” (Gila, adegan ini mirip  Bodhi banget waktu nemu file “akar” di warnet).

        Dari penamaan tokoh Elektra saja_yang merupakan adik dari WaTTi, saya semakin tertarik. Tapi sayang seribu sayang. E-book si petir hanya menyediakan sepenggal cerita. Tak tuntas. Di daftar isipun saya menemukan keanehan, keping 37, Keping 38, Keping 39. Tidak di mulai dari Keping 1. Saat itulah saya baru sadar Si Petir adalah Serial Ketiga dari Supernova bersaudara. aghhh

      Barulah saya betul betul bertemu Si petir secara fisik saat tahun pertama menjadi Mahasiswa. Saat itu sedang ada pameran buku di Jakarta. 

        Intinya sih saya mengenal supernova tidak dari awal lahirnya Ksatria, Putri Bintang Jatuh. Yah Kalee. Tahun 2001, saya masih duduk di bangku kelas 4 SD. Di mulai dengan perkenalan dengan si Petir menghubungkan saya dengan saudara saudaranya yang lain (Ksatria, Putri, Bintang Jatuh dan Akar). Saya sungguh kagum dengan tiap tokohnya. Bodhi, Traveller pembuat Tatto. Elektra, Si Entrepreneur Kuper. Ferre dan Rana Sosok Karismatik yang kebingungan. Diva, Sosok Karismatik yang membingungkan. Dimas dan Reuben, owww . Awalnya saya kurang tertarik dengan dua tokoh ini, apalagi dengan percakapan mereka. Namun  lama kelamaan saya merasa, sosok Dee justru hadir dalam karakter dua Homo ini. 

        Tak lama setelah saya semakin akrab dengan KPBJ, Akar, dan Petir, terdengar kabar bahwa Supernova ke-empat telah lahir. Partikel. (Gila!! Antara Petir dan partikel, kamu harus nunggu 10 tahun. Sekarang saya sadar, bahwa penundaan pertemuan dengan si petir sudah didesain untuk melindungiku dari siksaan penantian yang panjang.). Lalu 2 tahun kemudian Gelombang pun lahir. Memberikan sedikit kisi-kisi ke-mana kisah Supernova ini akan berlabuh.

  Dan pada akhirnya, saya bersyukur bisa mengikuti Supernova hingga akhir. Hiks hikks. Terharu. (Saya yakin, mereka yang lebih tua, yang mengikuti supernova sejak awal lahir nya Si Sulung, pasti lebih terharu biru membaharu).

**************************


[26/2/16 - 03.20 PM]. Tak lama kemudian jeng jeng. Akhirnya pak Kurir datang ke kantor. Fokus kerja tambah buyar. Pengennya cepat pulang. Kedatangannya pas banget di hari Jum’at. Weekend ini bakal saya habiskan untuk mengkhatamkan si Bungsu.

Sekilas tentang IEP


       Ada dua hal yang menarik perhatianku sebelum melahap IEP. 
Pertama covernya, yang beda dari kakak-kakanya yang lain.
Kedua daftar isinya yang berakhir pada keping 99. (Nine. Yeah, my favorite number)

     Pada supernova-supernova sebelumnya, Mba Dee terlebih dahulu mendendangkan beberapa sajak sebagai intro cerita. Namun pada IEP, semua sajak intro dari KJBP sampai gelombang digabungkan menjadi satu, dengan beberapa tambahan sajak baru di akhir.

Bara yang  membakar nadiku kini
Magi yang menyulap semestaku ini
Hanya singgah untuk musnah 
Tersihir, tersiksa, tersia sia 
Di antara angkara
Dua kutub yang berbeda
Kita meregang 
Tak berkesudahan 


Di ufuk engkau terbenam, aku terbit
Di teluk engkau tenggelam, aku pasang
Sejauh apa pun garis waktu engkau tempuh
Hadirku selalu di balik matamu
Seluas apapun ruang yang engkau rengkuh
Cintaku selalu di luar sadarmu  
Akulah awal dan engkaulah akhir
Meniadakan kita berdua 
Adalah satu-satunya cara kita bisa bersama

Sejak awal besar harapan saya Teka teki Supernova menepati janjinya. Ternyata harapan itu terwujud.

Saya menemukan banyak kejutan dengan memunculkan kembali konsep sinkronitas. Jaring laba laba sejak munculnya Ksatria, Putri, bintang Jatuh kembali hadir dengan lingkaran yang lebih melekat dekat. Pertanyaan siapa di balik siapa memberikan penjelasan halaman demi halaman. Tokoh anatagonisyna meliuk perlahan-lahan tampak jelas.

Pertemuan dan percakapan antara tokoh tokoh serial supernova sebelumnya cukup menghibur, serasa nostalgia cuy.

Hanya saja saya merasa IEP ini lebih “Fantasy”, di banding kakak kakaknya. Tentunya dengan beberapa bumbu bumbu ilmiah dan spiritual ala dee.

Dulu saya mengira bahwa Heksalogi supernova jika diibaratkan sebuah makalah, maka Pendahuluannya adalah KPBJ. Pembahasannya adalah Akar, Petir, Partikel, Gelombang. Penutupnya adalah Intelijensi Embun Pagi. Pada Kolom “Dari Penulis” Mba Dee juga menjelaskan bahwa Ia melihat bisa melihat bahwa episode KPBJ sesungguhnya adalahh Prekuel. Cerita yang “sesungguhnya” baru akan dimulai setelah itu.

Namun setelah saya membaca Intelijensi Embun Pagi, 5 Novel sebelumnyalah yang terasa seperti Prekuel dan IEP inilah inti dari serial supernova.

Pengennya review lebih mendalam sih tapi khawatir keceplosan. Bisa bisa jadi “Spoiler”.  So Just Cekidot beberapa percakapan atau quotes (yang menurutku menarik)

“Mungkin yang bisa belum tentu mau” (Reuben) 
“Atau, Yang mau belum tentu bisa. Kayak Kita” (Dimas) 
Hal. 88 

“Carilah, Nak. Cari bukan untuk sampai ketemu. Cari sampai kamu merasa sudah tidak perlu lagi mencari” (Aisyah, Ibu Zarah) 
Hal. 105 

“Sinkronitas? Mungkin memang kita semua harus ketemu” (Reuben) 
Sinkronitas dan Rencana adalah dua hal yang berbeda. Aku rasa ini memang rencana” (Ferre) 
Hal. 221
Kalau denger kata sinkronitas ingatan saya malah meluncur ke sepenggal kisah Rectoverso ”Hanya kiasan”

“Aku bisa jadi apa saja yang aku mau” (Toni, Mpret) 
“Masalahnya, Kamu ngak pernah tahu apa yng kamu mau” (Liong) 
Hal. 253
Toni, lu gue banget. Kwkwkwkwk

“Pasti ada alasan kenapa kita masih dipertahankan” (Bodhi) 
“Karena kebingungan kita adalah hiburan buat mereka”(Alfa) 
Hal. 265

“Kamu yakin yang namanya Ilham bisa sepresisi itu? Seperti ada yang menulis transkip dari isi kepalaku?” (Ferre) 
Hal. 313 


"Mati matian kalian membela Bumi tanpa tahu bahwa kalian justru datang dari pihak yang ingin menghancurkan ekuilibrium planet ini, organisme ini” 
Hal. 373
Mendengar kata organisme, jadi ingat si Gaia

“Ini bukan Hidup. Ini ilusi. Ini mimpi dalam kematian” (Zarah) 
Hal. 374 


“Manusia itu ngomong A, padahal B. Mukanya bikin C, padahal di hatinya D.  Tujuannya E, tapi mutar-mutar dulu sampai Z. Bahasa itu, kan, gunanya buat jadi topeng. Manusia bellum sanggup transparan.Itulah efek kelamaan pikun” (Kas) 
Hal. 415 


“Gua gak sakit. Yang sakit itu orang yang merasa lahir baru padahal masuk penjara baru. Dan lu berharap gua bakal ikut senang?” (Toni to Elektra) 
Hal. 453 


“Drama adalah komplikasi. Drama membuat kalian egois, berpikir kepentingan pribadi kalianlah yang paling penting” (Liong) 
“Aku hidup dengan manusia lebih lama daripada yang bisa kamu bayangkan. Observasiku jauh lebih valid dan kesimpulanku sampai detik ini tetap sama. Kemajuan manusia terus terjegal karena individualitas mereka. Peretas punya akses untuk melampaui ilusi itu. Manfaatkan” (Liong) 
Hal. 467 

“Kematian adalah definisi dramatis dari konversi energi. Tidak butuh jadi Peretas untuk tahu bahwa energi tidak bisa dimusnahkan” (Liong) 
Hal. 469 


“Kamu nggak tahu itu. Kamu baru kehilangann orang yang kamu cintai mati matian. Aku juga. Ketertarkan ini cuma pelarian” (Zarah) 
“Aku tahu rasanya terobsesi. Aku tahu bagaimana obsesi bisa terlihat seperti cinta. Butuh dua hal untuk bisa membandingkan,  Zarah. Setelah merasakan keduanya, sekarang aku bisa mengenali bedanya” (Gio) 
“ini gila. Kamu gila.” (Zarah) 
“Lebih baik aku dianggap gila tapi jujur, daripada aku menghindari kebenaran yang sudah jelas -jelas ada di depan mata” (Gio) 
Hal. 507 


“Untuk setiap fenomena di luar nalar, selalu ada kambing hitam hasil konsensus orang-orang yang gagal merumuskan penjelasan masuk akal” (Pandangan Alfa) 
Hal. 520 


“Pelajaran terpenting bagi para Peretas adalah berdamai dengan pilihan-pilihannya sendiri, sesulit apa pun itu” (Kas) 
Hal. 526 
Yang ini juga bikin saya meluncur ke sepenggaal kisah Rectoverso “Firasat”

“What’s so wrong with drama anyway? As long we’re aware of it, we’ll be fine” (Kell) 
“Kalian tahu sendiri kuatnya kekuatan ilusi ini. Semakin dalam kita terlibat, semakin rentan kita tergelincir. Batas peran dan pemeran hilang. Pada akhirnya, kalian berakting tanpa lagi sadar.” (Liong) 
Hal. 528 


“Inilah kebenaran. Daging yang membungkusmu adalah penjaramu. Memenjarakanmu dalam ilusi keterbatasan. Kamu yang sesungguhnya jauh lebih besar dari pada yang kamu tahu. Mereka memutarmu untuk lahir dan mati. Mereka tidak ingin kamu bebas. Tidak ada kejahatan yang  lebih keji daripada pengelabuan jati diri” (Makhluk Hibrida yang mendatangi Alfa)
Hal. 618 

******************************
 


      [2/29/16 03:AM] Faynelih, dengan mata berkantung, Si sulung saya khatamkan pada dini hari kabisat. Terima kasih banyak untuk Bapak Yohan Simangunsong dan (Alm.) Ibu Turlan boru Siagian yang telah melahirkan sosok Dee yang selanjutnya  melahirkan Supernova.
Esto siendo emocional, pero Esto es una gran bendicion. 







Note : Tolong ditambahkan di kolom komentar, jika ada dialog atau quotes menarik yang terlewatkan



Comments
0 Comments

No comments: