Saturday, 21 June 2014

Eksplorasi Sentul City dengan 50 K. Kemanapun Asyik!!




     Pada zaman masa kini, hiduplah seorang mahasiswa rantau yang belum punya kendaraan pribadi (ehem,hem, langsung nyari simpati niye). Untuk mengurangi biaya transportasi yang melambung tinggi, Ia pun memilih jalan takdirnya sebagai Marbot[1] di sebuah masjid yang letaknya cukup strategis. Namanya Masjid Andalusia, berada di samping kampus STEI TAZKIA dan merupakan salah satu Islamic center di kawasan Sentul City. Mahasiswa itu bernama ilo’ dan itu saya sendiri, meskipun belum punya motor dan pacar_hm hm_, saya masih tetap ganteng dan menawan. (loh, yang ini apa hubungannya?) .
Final Exam akhirnya udah kelar. Welcome holiday. Kini saatnya nonton anime dan jalan  sepuasnya. Di tengah kegembiraan tersebut teringat sebuah iklan lomba tentang “Apa yang bisa dilakukan dengan uang 50 ribu”. Hm, kayanya lomba ini pas banget nih buat menyegarkan kembali otak yang udah seminggu menegang dengan Sistem Kebut Semalam. 

      Ibarat sebuah acara, Liburan juga harus diawali dengan Opening Ceremony. Dan pada malam hari  saya pun mulai membuat daftar destinasi yang bisa dijangkau dengan uang 50 ribu sebagai opening ceremony liburan kali ini,. Apa aja yaahh! Let’s Cekidot!!
                                         ************

Masjid Az-Zikra


   Keesokan harinya, Usai melaksanakan sholat subuh berjamaah di Masjid Andalusia, saya meminjam motor teman kemudian mengajak Toni_adik kelas_ untuk berangkat ke Masjid Az-Zikra yang letaknya di kawasan perumahan bukit Az-zikra. Kok pagi amat? Ya, soalnya tiap subuh, masjid yang satu ini mengadakan majelis zikir bersama Ustadz Arifin Ilham. Lumayanlah buat ngecas rohani, soalnya akhir-akhir ini konsumsinya stand up Comedy mulu’.
Sesampainya di sana, jamaahnya lebih rame dari biasanya dan terlihat 2 orang cameraman yang sibuk merekam acara. Ternyata majelis kali ini dirangkaikan dengan salah satu program TV ANTV. Hal seperti ini memang sering terjadi dan kami pun ikut nimbrung. Meskipun sedikit telat, kami masih beruntung menyimak dua  judul ceramah, salah satu yang menginspirasi adalah tentang berbakti kepada orang tua. Dan saya baru tahu loh, kalau ternyata menjenguk orang tua itu lebih utama di banding haji dan umroh. Ustadznya, juga menjelaskan sebuah hadist bahwa salah satu tanda-tanda kiamat adalah ketika budak wanita melahirkan tuannya. Hal ini bisa kita lihat di zaman sekarang, begitu banyak anak yang seenaknya memerintah orang tuanya. Ketika orang tua kaya, anak cenderung menjadi bos. Namun ketika anak yang kaya, orangtua menjadi pembantu. Naudzu billah min Zaalik. (Loh kok malah saya yang ikutan ceramah?).
Usai acara, saya dan toni berkeliling sekitar masjid sambil menikmati sejuknya udara pagi bukit az-zikra. Kemegahan masjid az-zikra pun bisa dinikmati dari berbagai macam sisi. Oh iyya, sedikit info, kalau dulunya nama Masjid ini bukan Az-zikra melainkan Masjid Muammar Qaddafi. Kalian tahu kan siapa dia?, betul sekali, Pemimpin Negara Libya yang dikenal dengan kediktatorannya. No matter he is good man or bad man, yang jelas ia telah mewariskan beberapa masjid, dan salah satunya adalah masjid tersebut (Muammar Qaddafy) yang pembangunannya didanai oleh lembaga yang didirikan olehnya juga  World Islamic Call Society (WICS). Tak lama setelah beliau wafat nama Masjid ini pun diganti menjadi Az-zikra, sesuai dengan nama majelis zikir yang diasuh ustadz Arifin Ilham.

Restaurant Umi’

Agaknya perut mulai lapar, kamipun meninggalkan bukit Az-zikra dan menuju sebuah restaurant yang terletak di dekat bukit Az-zikra. Setelah melewati sebuah tanjakan tampaklah sebuah Pondok yang agak reyot. motor saya parkir di depannya (Gratis kok). Trus restaurantnya[2] mana?. Retaurantnya Ya ini. Don’t judge a book by it’s cover, meskipun kelihatannya reyot namun nasi Uduk buatan Umi _pemilik resto_ lezat tiada tara. Harganya pun terjangkau, 1 porsi cuma 4000 udah sama telur mata sapi, kerupuk dan bumbu kacang. Mahasiswa, pegawai dan penduduk sekitar sering sarapan di sini. Tak heran jika jam 8 pagi, stock Uduk udah habis.
Saya pun mesan 2 porsi, yang satunya buat Toni. Kombinasi aroma santan, bumbu kacang dan bawang goreng yang bertabur di atas nasi sungguh menggiurkan, biar lebih lengkap saya menambahkan tempe mendoan  dan sate kikil (masing masing Gope’). Minumnya udah ada teh tawar anget (Gratis kok). Benar-benar maknyos.
(Sisa Saldo : Rp. 40.000)


Kawasan Sentul dan Pom Bensin


Perut kami udah terisi, selanjutnya perut motor yang perlu diisi. Minjem motor juga harus tau diri guys. Kamipun menuju pom bensin sambil menikmati sejuknya udara pagi dan indahnya jalanan yang tertata rapi di Sentul City. Bensin cukup 1 liter aja (Rp. 6500). Setelah itu kami balik ke Rumah atau lebih tepatnya Masjid Andalusia. Sesampainya di parkiran masjid (Parkir motor Gratis kok), Saya melihat sebuah motor yang modelnya agak beda dari yang lain. Kombinasi antara matic dan vespa. Di bodynya terlihat tulisan Fino. (Ciye promosi!). Diam-diam saya ambil fotonya. (Huh, Gombal)
(Sisa Saldo : Rp. 33.500)


Masjid Andalusia

Sebenarnya, masjid Andalusia juga merupakan salah satu destinasi wisata di sentul City, terutama di bulan Ramadhan banyak ummat muslim yang mampir maupun nginap untuk I’tikaf[3]. Masjid ini juga tak kalah megahnya, oranamennya mirip dengan motif desain Masjid Cordova yang ada di Spanyol. Jika dilihat dari dalam, cekungan kubahnya dihiasi dengan kaligrafi Asmaul Husna[4] yang memukau. Di belakang masjid tampak sebuah miniatur Ka’bah dan maqam Nabi Ibrahim yang sengaja didesain untuk keperluan latihan manasik bagi calon jama’ah haji. Kemegahan itu hampir saya rasakan tiap hari. Adapun Kamar saya terletak di pojok kiri lantai 3 masjid Andalusia.
Nama Andalusia sendiri diambil dari nama tempat yang pernah menjadi pusat perdaban Islam pertama kali di Spanyol bahkan benua Eropa. Saat itu perekonomian, ilmu pengetahuan dan kesejahteraan sosial sangat berkembang. Masuknya peradaban Islam di Spanyol memberikan pengaruh terhadap renaisssans di Eropa. Maka Masjid Andalusia pun ingin melanjutkan visi tersebut sebagai Oase Spiritual, Intelektual dan Finansial Ummat.
Setelah ganti baju saya beristirahat sejenak sambil browsing. oh iyya satu lagi, Masjid Andalusia menyediakan fasilitas wi-fi Gratis. Makanya beberapa mahasiswa banyak yang betah tinggal buat nge-net (Bukannya ngaji). Pagi ini saya bareng Obay ingin ke Curug bojong Koneng dan Gunung Pancar buat mandi air hanget, katanya sih kalau bareng ama dia, biaya masuk Gunung Pancar digratisin. Tapi ternyata eh tarnyata saya dipehape-in. Obaynya gak jadi. Apa boleh buat kayaknya harus jalan sendiri nih. Sialnya pas mau berangkat, motor temen mau dipinjem ama temen yang lain. Mau gimana lagi, saya harus nyari temen yang motor nya lagi nganggur. Ada 4 orang saya SMS buat minjem,  hasilnya negative semua. Coba aja punya matic Yamaha Fino yang kaya’ diparkiran tadi.

Bioskop Pribadi


    Nasib-nasib, dari pada kosong pagi ini, mending saya nonton bioskop aja. bioskop pribadi maksudnya, biar hemat. Akhirnya saya mendownload salah satu anime favorit saya ”Yowamushi Pedal” ditambah lagi satu film ”47 Ronin” hasil cloning dari flashdisk temen, trus putar di laptop.  Di akhir film ternyata motor teman udah datang, hanya saja udah tengah hari, sudah gak mood buat keluar. Tapi bukan berarti hari ini gak bisa dinikmati. Selepas Sholat Ashar, Saya bertemu Amou_Teman sekelas_.  kelihatannya wajahnya udah plong, katanya sih baru selesai ngumpulin tugas akhir. Akhirnya dia saya ajak keliling Sentul buat refreshing.


Eco Art Park dan Pasar Ah-Poong

  Kami pun berjalan menikmati suasana Eco Art Park dan Pasar Ahpoong yang letaknya tak jauh dari Masjid Andalusia. Floating market yang baru dibangun 2 tahun yang lalu ini sering kali didatangi banyak pengunjung dari dalam maupun luar kota. Beberapa tempat dibangun agak tinggi dari permukaan kali, di situlah tersedia beraneka ragam kuliner. Dari atas sungai pengunjung bisa menikmati suasana derasnya aliran sungai ditambah alunan musik yang diputar oleh pihak Ah-poong. Ada 3 jembatan besar yang menyebrangkan  para pengunjung, salah satunya adalah jembatan gantung yang memberikan sensasi tersendiri ketika disebrangi. Adapun Eco Art Park terletak berdampingan dengan pasar Ah-Poong,  tempatnya tak kalah  asik, taman-tamannya tertata rapi dan dilengkapi dengan berbagai pemainan untuk anak kecil serta patung-patung yang cukup unik.Salah satunya Patung Samurai dan Robot Samurai yang mirip Auto Bort di Film Transformer. Selain itu ada juga jembatan layang yang menyebrangkan pejalan kaki dari atas jalanan sambil melewati hutan cemara menuju mall Bellanova.
Nikmatnya suasana tersebut kami nikmati tanpa rupiah sedikit pun. Masuknya memang Gratiis, Hanya saja kulinernya yang bayar. Dan harga untuk tiap kulinernya gak pas buat kantong mahasiswa seperti saya. Tapi itu semua bisa diakali. Datang ke sini enaknya bawa snack buat nge-meal. Dan kebetulan saat itu saya membawa baberapa Kue Mochi yang dibawaiin temen dari Sukabumi. Hm, sekali lagi maknyoss.

Soto Lamongan Pak Kumis

Puas di Eco Art Park dan Pasar Ah-poong, kamipun kembali ke parkiran masjid Andalusia untuk mengambil motor. dan selanjutnya kami ke Babakan Madang. di sana ada Rumah Makan Pak Kumis yang sudah menjadi langganan kami. Hm Makan lagi nih. Kami memesan 2 porsi soto lamongan  (Rp. 16.000) ditambah sepiring nasi (Rp.2000) dan sebungkus kripik melinjo (Rp.2000). Sambil menunggu pesanan saya membeli Bakwan dan Cireng (Rp. 5000) buat Snack di tempat selanjutnya. Beberapa menit kemudian hidangan telah tersedia di atas meja, aroma uap kaldunya sungguh menggiurkan ditambah tetesan jeruk dan taburan klripik melinjo menggoda selera. Ittadakkimass, Sato lamongan akhirnya kami santap dengan sangat lahap.
(Sisa Saldo : Rp. 8.500)

Danau Sentul Nirwana

Selanjutnya kami menuju danau Sentul Nirwana, biasanya danau ini ramai oleh para manusia jogging di saat weekend. Namun sore-sore seperti ini kadang sepi. Justru menjadi tempat yang sangat cocok buat merenung, mengkhayal, membaca, denger music  ataupun buat puisi. Owhh, sungguh melankolis. (Kayak ngerti aja meankolis itu apa?). Sesampainya di sana, motor kami simpan di parkiran karyawan office. (Gratis kok). Sambil menikmati bakwan dan cireng, kami membicarakan banyak hal dan meresapi ketenangan di sekitar danau.
Setelah itu kami kembali menjelajahi kawasan sentul City. Suasana sore hari cukup menyenangkan apa lagi jalanan di Sentul hampir selalu bebas dari kemacetan. Kawasannya pun begitu hijau dengan tanaman yang tertata rapi. Belalang tempur milik Alau kini melaju menuju bukit Sentul. Mendaki bukit lewat dilembah sungi mengalir indah ke samudra bersama teman bertualang. (oupss, emang ninja Hatori).


Bukit Sentul City
 
  

Di bukit sentul kami bisa melihat pemandangan di berbagai penjuru kota sentul. Semuanya tampak kecil. Allahu Akbar, Allah benar-benar Maha Besar. Angin senja berhembus. Tampak Si Amou sesekali berteriak seolah-olah menitipkan pesannya pada angin. (Cih, ni bocah sejak kapan jadi Kahlil Gibran?), Senjapun berakhir ditandai dengan Azan magrib. Sejenak kami meenyaksikan transisi pergantian waktu tersebut. Dan kami akhirnya pulang kembali untuk mlaksanakan Sholat Maghrib.
       Oh Iyya, hampir lupa masih ada Rp. 8.500 Rupiah nih. Hm, mending dibeliin kopi ama Snack buat begadang nulis Cerita ini.
ni dia album eksplorasinya, Cekidot!

    




Semua foto-foto adalah dokumentasi Pribadi kecuali Foto Kubah yang disedot dari sini
Demikian Eksplorasi Sentul City hanya dengan 50 K, Jangan lupa doain Saya memenangkan Yamaha Fino F1.




[1] Sebutan buat penjaga Masjid
[2] Secara Etimologi Restaurant berarti Rumah Makan. Jadi apapun dan begaimanapun bentuk rumah itu, selama fungsinya untuk makan , maka termasuk definisi dari restaurant. Hehe Maksa.
[3] Berdiam diri di Masjid dengan niat karena Allah.
[4] 99 Nama-nama yang disandang oleh Allah SWT

Lihat juga Video ini
http://www.youtube.com/watch?v=XdI1CHTM4Mw

Comments
0 Comments